Post by Rismaba Celan on Jul 24, 2014 6:22:59 GMT 7
Alloh SWT berfirman dalam surat yasiin
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya: “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yaasin: 60)
Umar R.A telah mengatakan bahwa anak cucu setan ada 9, yaitu:
1. ZALITUN
2. WATSIN
3. LAQUS
4. A'WAN
5. HAFFAF
6. MURRAH
7. MASUTH
8. DASIM
9. WALHAN
Pekerjaannya:
1. Setan Zalitun menggoda penghuni pasar dalam jual beli. Dia memancangkan bendera dusta, menipu, membujuk, merayu, dan bersumpah.
2. Setan Watsin suka mengkhianati bayi-bayi.
3. Setan laqus-menggoda agar menyembah api.
4. A'wan suka menggoda raja-raja.
5. Haffaf suka mendorong meminum-minuman keras.
6. Murrah bergerak di bidang musik (seruling).
7. Setan Masuth menyebarkan berita-berita palsu/bohong. Dia menyebarluaskan berita bohong lewat lisan lisan-lisan manusia.
8. Setan Dasim berada di dalam rumah seseorang yang apa bila masuk rumah tidak suka mngucap salam dan tidak menyebut nama-nama Allah. Dia mendorong adanya permusuhan dalam keluarga sehingga terjadi perceraian suami istri, khulu/talak, tebusan dari istri, pukul-memukul, dan sebagainya.
9. Setan Walhan selalu mengacaukan manusia dalam berwudhu, shalat dan ibadah.
“miras”. Tanpa “miras” mungkin menarinya tidak seru. Serunya menari sebenarnya karena orang sudah “wuru” atau mabuk.
Gambaran orang minum, mulai dari “sadhasar” (satu bumbung kecil atau satu sloki) sampai “10 dhasar” (dapat dibaca pada “Majalah Kejawen”, Balai Pustaka, 14 januari 1928), Dijelaskan dengan runtut, oleh sesepuh kita dalam 10 tahapan sebagai berikut:
1. EKA PADMASARI
Eka: satu; Padma: Bunga (teratai); Sari: asri, indah. Orang minum kalau baru satu sloki diibaratkan bunga mekar yang indah. Dipandang enak, di hati menyenangkan.
2. DWI MARTANI
Dwi: Dua; Martani: (Marta: sabar; Martani: menghibur). Orang minum sampai ke sloki kedua ucapannya masih jelas, ramahm dan memberikan hiburan kepada semua orang
3. TRI KAWULA BUSANA
Tri: Tiga; Kawula: Bawahan/pembantu; Busana: Pakaian. Orang minum tiga sloki ibaratnya pembantu yang berpakaian serba indah atau baru; hatinya amat gembira, merasa "pedhe" sehingga tidak minder untuk berdampingan dengan tuannya. Dikatakan bahwa sloki ke tiga ini, dengan timbulnya kehilangan rasa segan, merupakan titik awal orang mulai “wuru” atau mabok. Sayangnya setelah menghabiskan tiga sloki orang bukannya berhenti minum tetapi justru meneruskan minum.
4. CATUR WANARA RUKEM
Catur: Empat; Wanara: Kera; Rukem: Makanan atau buah-buahan. Disinilah kehilangan pengendalian diri mulai meningkat. Minum habis empat sloki diibaratkan kera berebut buah-buahan. Sudah barang tentu suasana ribut, hiruk pikuk dan cenderung terjadi kekisruhan.
5. PANCA SURA PANGGAH
Panca: Lima; Sura: Berani; Panggah: Kokoh, tidak berubah. Orang yang minum habis lima sloki selalu serba berani. Tak ada keraguan maupun ewuh-pekewuh lagi. (Catatan: “berani” dalam pengertian tidak baik, tidak ada lagi rasa malu dan takut).
6. SAD GUNA WEWEKA
Sad: Enam; Guna: pandai; Weweka: Waspada. Maksudnya, setelah minum enam sloki maka orang akan semakin waspada (dalam pengertian negatif, mudah curiga). Mendengar pembicaraan yang sama-samar, timbul salah sangka.
7. SAPTA KUKILA WARSA
Sapta: Tujuh; Kukila: Burung; Warsa: Hujan. Minum habis tujuh sloki ibaratnya burung kehujanan. Gemetaran dengan mengeluarkan suara-suara yang tak jelas.
8. ASTHA KACARA-CARA
Astha: Delapan; Kacara-cara: Bicara sembarangan. Setelah habis delapan sloki maka orang akan bicara sembarangan tidak jelas ujung-pangkalnya.
9. NAWA WAGRA LUPA
Nawa: Sembilan; Wagra: Macan; Lupa: kelelahan. Orang minum sembilan sloki ibaratnya harimau kelelahan. Tergolek tidak berdaya
10, DASA BUTA MATI
Dasa: Sepuluh; Buta: Raksasa; Mati: Mati. Akhirnya setelah sepuluh sloki ibarat bangkai raksasa galak yang tergeletak mati tanpa meninggalkan bekas-bekas kegalakannya.
Minuman keras walaupun sedikit tetap haram hukumnya.
Sumber: Kuliah Subuh Ustdz Budi Midjan, Baitussalam, Celan
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya: “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yaasin: 60)
Umar R.A telah mengatakan bahwa anak cucu setan ada 9, yaitu:
1. ZALITUN
2. WATSIN
3. LAQUS
4. A'WAN
5. HAFFAF
6. MURRAH
7. MASUTH
8. DASIM
9. WALHAN
Pekerjaannya:
1. Setan Zalitun menggoda penghuni pasar dalam jual beli. Dia memancangkan bendera dusta, menipu, membujuk, merayu, dan bersumpah.
2. Setan Watsin suka mengkhianati bayi-bayi.
3. Setan laqus-menggoda agar menyembah api.
4. A'wan suka menggoda raja-raja.
5. Haffaf suka mendorong meminum-minuman keras.
6. Murrah bergerak di bidang musik (seruling).
7. Setan Masuth menyebarkan berita-berita palsu/bohong. Dia menyebarluaskan berita bohong lewat lisan lisan-lisan manusia.
8. Setan Dasim berada di dalam rumah seseorang yang apa bila masuk rumah tidak suka mngucap salam dan tidak menyebut nama-nama Allah. Dia mendorong adanya permusuhan dalam keluarga sehingga terjadi perceraian suami istri, khulu/talak, tebusan dari istri, pukul-memukul, dan sebagainya.
9. Setan Walhan selalu mengacaukan manusia dalam berwudhu, shalat dan ibadah.
“miras”. Tanpa “miras” mungkin menarinya tidak seru. Serunya menari sebenarnya karena orang sudah “wuru” atau mabuk.
Gambaran orang minum, mulai dari “sadhasar” (satu bumbung kecil atau satu sloki) sampai “10 dhasar” (dapat dibaca pada “Majalah Kejawen”, Balai Pustaka, 14 januari 1928), Dijelaskan dengan runtut, oleh sesepuh kita dalam 10 tahapan sebagai berikut:
1. EKA PADMASARI
Eka: satu; Padma: Bunga (teratai); Sari: asri, indah. Orang minum kalau baru satu sloki diibaratkan bunga mekar yang indah. Dipandang enak, di hati menyenangkan.
2. DWI MARTANI
Dwi: Dua; Martani: (Marta: sabar; Martani: menghibur). Orang minum sampai ke sloki kedua ucapannya masih jelas, ramahm dan memberikan hiburan kepada semua orang
3. TRI KAWULA BUSANA
Tri: Tiga; Kawula: Bawahan/pembantu; Busana: Pakaian. Orang minum tiga sloki ibaratnya pembantu yang berpakaian serba indah atau baru; hatinya amat gembira, merasa "pedhe" sehingga tidak minder untuk berdampingan dengan tuannya. Dikatakan bahwa sloki ke tiga ini, dengan timbulnya kehilangan rasa segan, merupakan titik awal orang mulai “wuru” atau mabok. Sayangnya setelah menghabiskan tiga sloki orang bukannya berhenti minum tetapi justru meneruskan minum.
4. CATUR WANARA RUKEM
Catur: Empat; Wanara: Kera; Rukem: Makanan atau buah-buahan. Disinilah kehilangan pengendalian diri mulai meningkat. Minum habis empat sloki diibaratkan kera berebut buah-buahan. Sudah barang tentu suasana ribut, hiruk pikuk dan cenderung terjadi kekisruhan.
5. PANCA SURA PANGGAH
Panca: Lima; Sura: Berani; Panggah: Kokoh, tidak berubah. Orang yang minum habis lima sloki selalu serba berani. Tak ada keraguan maupun ewuh-pekewuh lagi. (Catatan: “berani” dalam pengertian tidak baik, tidak ada lagi rasa malu dan takut).
6. SAD GUNA WEWEKA
Sad: Enam; Guna: pandai; Weweka: Waspada. Maksudnya, setelah minum enam sloki maka orang akan semakin waspada (dalam pengertian negatif, mudah curiga). Mendengar pembicaraan yang sama-samar, timbul salah sangka.
7. SAPTA KUKILA WARSA
Sapta: Tujuh; Kukila: Burung; Warsa: Hujan. Minum habis tujuh sloki ibaratnya burung kehujanan. Gemetaran dengan mengeluarkan suara-suara yang tak jelas.
8. ASTHA KACARA-CARA
Astha: Delapan; Kacara-cara: Bicara sembarangan. Setelah habis delapan sloki maka orang akan bicara sembarangan tidak jelas ujung-pangkalnya.
9. NAWA WAGRA LUPA
Nawa: Sembilan; Wagra: Macan; Lupa: kelelahan. Orang minum sembilan sloki ibaratnya harimau kelelahan. Tergolek tidak berdaya
10, DASA BUTA MATI
Dasa: Sepuluh; Buta: Raksasa; Mati: Mati. Akhirnya setelah sepuluh sloki ibarat bangkai raksasa galak yang tergeletak mati tanpa meninggalkan bekas-bekas kegalakannya.
Minuman keras walaupun sedikit tetap haram hukumnya.
Sumber: Kuliah Subuh Ustdz Budi Midjan, Baitussalam, Celan